
PAGELARAN PUISI
CIRCLE OF LIFE
Presented by: Mahasiswa BSA IAIN Raden Fatah
Siklus
kehidupan adalah keniscayaan: tumbuh di dalam rahim, lahir, ceria menjadi anak,
dilema menjadi remaja, galau menanti sang kekasih, bertabur cinta dan harap
saat menjadi pengantin, berjuang dalam hangatnya kasih bersama keluarga,
menjadi bijak saat menua, dan siap menuju surga saat tiba waktunya.
Siklus
ini akan digambarkan secara musikal, puitis, dan dramatik oleh mahasiswa yang
tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Cinta Sastra (KAMACITRA) Jurusan Bahasa dan
Sastra Arab IAIN Raden Fatah
Palembang. Menghadiri pagelaran ini,
adalah sebuah perenungan sejauh mana anda berarti dalam setiap siklus kehidupan
Anda.
Fase pertama, si Aku
hidup di alam kandungan. Puisi Aku Sang Pemenang oleh Jaka Syahputra
menggambarkan persaingan
kehidupan yang berawal dari kegelapan. Di
alam yang terekam dalam alat 4 dimensi ini, Si Aku berjuang bersama ribuan
atlet untuk menjadi pemenang.
Memang benar, dengan perjuangan yang luar
biasa, si Aku menjadi pemenang. Ekspresi
Siti Robiah dalam Makna dalam Kata, si Aku meminta kepastian pada sang
Khaliq tentang siapa dan bagaimana fase kehidupan setelah ini. walau dengan
pertanyaan besar, si Aku menyadari perbedaan antara kehidupan si Aku dan mereka
laksana perbedaan Vilamu Dan Duniaku kata hati Silda Nurgenti. Tapi,
sekalipun demikian si Aku harus siap menerima titah untuk turun ke dunia meskipun
banyak musim yang harus dijalani dalam puisi Gelap Terang oleh Arif
Rodiansyah.
Fase kedua, si Aku
kini menjelma menjadi harapan dan kabar yang menggembirakan dalam puisi
Rinduwati berjudul Hadirku sebuah Harapan yang memberikan arti baru
untuk kehidupan.
Fase ketiga, si Aku
telah menempuh kehidupan yang penuh dengan kesenangan tanpa mengenal waktu yang
akan mengantarkan si Aku untuk menjadi bintang dalam karya Akulah Bintang
oleh Sustri Kartika, dan si Aku menyadari dengan tulisannya Imam Ghazali Anak
Pinggiran membukakan pemikiran bahwa ada yang tidak merasakan seperti apa
yang si Aku rasakan.
Fase keempat, beralih
dengan berekembangnya fisik, kini si Aku menjadi sosok yang akan menjadi
perhatian bagi setiap mata yang memandang, yang dengan itu pula mengajarkan si
Aku untuk menjaga perhiasannya Sebelum Mekar oleh Arif Rodinsyah. Hal
itu telah membathin pada diri si Aku karena si Aku tahu dia
dari-Nya dan Kau Dari-Nya yang telah memberikan imajinasi baru oleh
Marisa. Kesadaran si Aku itu telah menopang makna dalam setiap bait yang
mengalun dalam Sajak-Sajak Langkahku yang telah digores oleh Imam
Ghazali. Dengan makna itu
pula, si Aku merasakan indahnya kehidupan
laksana indahnya kasih sayang yang telah di berikan oleh Santika sebagai Angin
Penghantar Cinta.
Fase kelima, si Aku kini menjalani kehidupan yang
penuh dengan kebersamaan, dengan goresannya Siti Lestari kesendirian tiada lagi
dirasakan oleh si Aku karena cinta dan kasih dan sayang telah menjelma dalam
bathin yang menjelma sebagai cahaya kalbu. Tapi, semuanya tidak seperti
yang selalu si Aku pikirkan, benar kata mereka kalau kehidupan itu tidak
selamanya mulus semulus kulit putri raja. Si Aku merasakan kebahagiaan dan
kesedihan berganti melingkari hari-harinya yang harus disadari inilah Mahligai
Nestapa Nan Bahagia oleh Princess Naysya.
Fase keenam, kebahagiaan si Aku telah sempurna dengan
hadirnya orang-orang yang menyayanginya, tapi harus si Aku sadari semuanya akan
berakhir dengan semakin berkerutnya kulit karena keletihan yang dirasakan. Kini
si aku menyadari Raja Dunia Sudah Di ujung Badan oleh Novita, yang akan
menjadikan Kenangan Bunga tersendiri untuknya yang telah digoreskan oleh
Muhammad Sholeh.
Fase ketujuh, sekarang si Aku telah hidup di alam yang
jauh berbeda dengan alam-alam sebelumnya, di sini si Aku hidup dalam kegelapan.
Tak ada yang peduli terhadap apa yang terjadi pada si Aku, semuanya sibuk
dengan kehidupannya. Sepertinya si aku berhak berkata seperti perkataan Nurul
Aini Pesankan Aku Tempat Di Neraka.
MASA KANDUNGAN
Persaingan yang penuh dengan usaha
memberikan keberhasilan dan akan mendapatkan penghargaan yang tidak bisa
diungkapkan dengan kata-kata
Aku Sang Pemenang ( JAKA)
Oleh : Jaka Saputra
Palembang, 25 Mei 2012
Tertatih
aku berlari
Gelap
gulita namun tak sendiri
Di sana...
Kami
berlomba menggapai cahaya
Aku
lemah, aku tak berdaya
Tapi
aku harus bisa
Kini
yakinku menggelora jiwa
Dan
satu langkahku telah mengoyak
“hore...”
Aku
sang pemenang..!
Namun kini aku bersedih
Gelap gulita dan aku sendiri
Di sana !
Langkahku baru mulai sekarang
Tahukah
kalian ?
Aku
sang pemenang
Berpegang pada satu janji memberikan
harapan baru untuk berjuang apa yang terjadi sekarang dan selanjutnya
Makna Dalam Kata (SUSTRI)
Oleh: Siti Robiah
Dalam alam-Mu aku sendiri
Berkabung dalam kesepian
Yang bertemankan kegelapan
Hidup adalah pilihan
Walaupun sukma dalam
kesedihan
Selalu merajut jiwa
Yang penuh dengan kata-kata
Tatkala
janji sudah di ujung jari
Aku
memberontak, menyela dan bertanya
Seakan-akan
tiada kepuasan
Di setiap kata-kata-Nya
Malaikatmu,,, malaikatmu,,,
malaikatmu,,
Ya,, malaikat,,
Siapa malaikat untukku,,,?
Dia,,,,?
Ya,, dia,,, yang akan merangkulmu dalam setiap bait
do’anya
Tak selamanya perjalanan kehidupan itu
selalu dalam kegelapan, bersiaplah menhadapi kehidupan yang baru yang penuh
dengan cahaya
Gelap Terang (REZA)
Oleh
: Arif Rodinsyah
Palembang, 26 Mei 2012
Sembilan
musim aku di sini
Diselubungi kegelapan
syurga
Ditahan kokohnya
kapas
Dilayani tanpa tangan
Aku
sebuah beban
Tapi..
Masih saja kau
biarkan aku di sini
Sumringahmu malah
terasa
Aku sadar..
Sepuluh putaran lagi
Gelap akan aku
tinggalkan
Terang akan aku
rasakan
Putaran
kesepuluhpun berakhir
Gelap..
Terima kasih
kenyamananmu
TERANG....
AKU DATANG....
Hah..
Sungguh berat
dapatkan terang
Harus rasakan gelap
tapi nyaman
Aku kotor setelah
terang
Tapi
aku bersih..
MASA DILAHIRKAN
Tujuan semua orang itu sama,menjadi
harapan untuk setiap yang memandang
Saat Hadirku Sebuah Harapan (IMAM)
Goresan Pena: Rinduwati
Selasa, 30 Mei 2012
Selasa, 30 Mei 2012
Berapa Lamanya aku
tertidur dipenjagaan
Saat diam didalam keramaian
Berapa lamanya aku
jadi impian dalam penantian
Sampai waktu aku
dapat membuka mata
Dalam
setiap nafas aku jadi harapan
Dalam
setiap langkah aku bagaikan do’a
Kapankah
waktu indah itu tercurah
Hingga
tangis pertamaku terpecah
Hadirku sebuah kabar yang
membawa bahagia
Tak pernah ada duka
baikpun nestapa
Hingga ceritaku dapat
tertulis dengan sebuah penah cinta
Di dalam hati yang
penuh suka dan bahagia
Aku
sikecil mungil yang sangat beharga
Sebuah
titipan dari yang maha kuasa
Selalu
memberikan kebahagiaan yang tiada tara
Membangkitkan
jiwa di saat lelah
Senyumku menyejukkan
hati menghadirkan keteduhan
Tawaku bagaikan
alunan musik dari kayangan
Pekikan girangku
bagaikan anugerah dari syurga
Begitu merdu nan
indah semua berjalan
Aku
hidup dipenuhi kasih dan sayang
Perbedaan yang ada pada kita sebenarnya
satu pondasi yang menyatukan dan memberikan kekuatan
Vilamu dan duniaku (ROBIAH)
Oleh : Silda Nurgenti
Palembang, 28 Mei 2012
Aku
tumbuh dari cinta dan kasih
Tercipta
dari sperma dan ovum
Menjadi
zigot, membelah diri
Memasuki
ruang- ruang gelap
Tanpa
seberkas cahaya menerangi
Aku diselimuti segumpal darah
sebagai penghangatku diruangmu
Lantunan ayat-ayat surga menjadi
asupan gizi
Hangatnya ruangmu penghilang
dahagaku
Hingga terbentuk faseku
Membentuk
penglihatanku
Membentuk
organku
Membentuk
otak gerakku
Menjadikan
aku manusia kedua
Di dalam
vilamu
Sepi dan sunyi
Kulalui bersama kegelapan
Menunggu, menanti
Kehidupan setelah ini
Sembilan
bulan 275 hari
Sejarah
baru dikehidupanku
Kini
jiwaku sudah masuk kedalam ragaku
Berusaha
keluar dari ruang yang tertututp
Mencari
satu ruang yang renggang
Jeritanmu tak kuhiraukan lagi
Inginku pergi dari vilamu
Hingga aku tatap wajahmu
Duniaku
Dunia yang memulai pertualanganku
MASA KANAK- KANAK
Menapaki keletihan tanpa tahu arti
memberikan arti tersendiri
Akulah bintang (WENY)
Oleh : Sustri Kartika
Palembang, 29 Mei 2012
Selangkah menggapai bintang
Aku dinobatkan sang pemenang
Burung mengajariku terbang
Pagiku tanpa petang
Awanpun tak pernah mendung
Malaikatku selalu mendongeng
Pahlawanku menyambut girang
Senang.. senang.. dan senang
Berjuang tanpa memandang
Meski petang membayang
Malaikatku terus berdendang
Agar duniaku tak gersang
Hingga bunga mengharap
kumbang
Kupu- kupu punya sayap
memikat lawan
Putik akan berbunga nan
menawan
Malaikatku....
Aku ada akulah bintang
Kebahagiaan itu hak pada setiap insan,
sayangnya tidak semua orang bisa merasakan itu
Anak pinggiran (BAHARSYAH)
Oleh : Imam Ghazali
Palembang, 25 Mei 2012
Aku melihat anak kecil mengapit sebuah karung kecampang
Berbaju seperti percah dan campang camping
Mengais sebuah kepingan hidup....
Sebuah cahaya
seharusnya bersinar
Sirna ditudungi
cendawan gelap gulita
Putik seharusnya
menjadi bunga
Gugur karna bocoran
neraka
Adakah sebuah celah untuk bersinar
Memancarkan cahaya dibumi yang fatamorgana
Adakah.....
Tetesan embun
Memberikan
kesejukan untuk putik bangsa
MASA REMAJA
Hati adalah perisai diri untuk menerobos
godaan yang akhir. Jagalah perhiasan padamu yang akan memberikanmu nilai yang
berharga di mata setiap insan
Sebelum Mekar (ISNAINI)
Oleh : Arif Rodinsyah
Palembang, 24 Mei 2012
Ku layarkan kerinduan di lautan
memori
Mengingatkan saat-saat mesra
menjadi putik
Bagai embun yang hilang sebelum
fajar menjadi terang
Terlewati tanpa ada rintang
dan halang
Akankah ku layu sebelum
mekar.?
Jangan.!
Aku harus mekar di ujung
pucuk cita
Musim ini memang sulit
bagiku
Madu terasa pahit
Racun terasa sangat..
manis..
Sebelum mekar .. kuatkan akar..
Penyesalan karena salah langkah serungkali
tidak disadari. Cinta itu tidak dipondasikan oleh rumah sebelum suci, tapi
dipagari oleh iman karena cinta pada-Nya dan cinta padamu yang berakhir dengan
keindahan
Kau dari-Nya (JAKA)
Oleh : Marisa
Palembang, 28 Mei 2012
siapa
kau?
Hantu
dalam pikiranku
Setan
dalam pandangan......
Gumpalan
rasa tak kenal
Hingga
beranak menjadi bunga
Istighfar....
istighfat.....
Redupkan
saja bintang itu
Pudarkan
jenjang kenistaan
Goresan
kisah belum bertepi
Samudra
hati masih berterbangan
Hingga
mendarat dalam bahtera
Mihrab
cinta-Nya
Perjuangan adalah langkah yang penuh
dengan makna untuk menggapai apa yang menjadi tujuan, dalam setiap langkah
terurai do’a
Sajak sajak langkah(SUSTRI)
Oleh : Imam Ghazali
Palembang, 7 Mei 2012
Dalam
ruang dan waktu
Disetiap
sajak- sajak langkahku
Tersimpan
segumpal darah
Yang
meluap dalam rintihan jiwa
Seakan
mendayu ketidakpastian dalam haluan rasa
Semakin
kusadari lewat makna- makna
Diantara
keberanian dan ketidakpastian
Hadir
bagai sejuta warna
Yang
dapat menghiasi kehidupan dan jawaban
Walau
kaki ini berlumur darah
Namun
akan tercipta tetesan darah
Yang
akan mewarnai sajak- sajak langkah
MASA BERKELUARGA
Kehidupan itu saling melengkapi,, pada
hati itu ada cahaya yang siap menerangi kapanpun dibutuhkan
Cahaya Qalbu (REZA)
Oleh : Siti Lestari
Bagai embun
Yang selalu menyejukkan..
Bagaikan matahari
Yang tak kan pernah berhenti menyinari..
Terjaga dalam lamunan
Ternyata….
Seiring rotasi cinta kasihmu
Cahaya qalbu hadir di celah kesenduanku..
Melayangkan sedikit berkas kilatan putih..
Siang dan malam Berevolusi ..
Hadirkan pelangi di birunya langit harapan..
Kebahagiaan dan
kesedihan adalah dua hal yang tidak bisa dipisaahkan dari kehidupan
Mahligai
Nestapa Nan Bahagia (Imam)
Princess
Naysya
07.00
p.m 28 mei 012
Dalam mahligai cinta
Ku terbuai, buai asmara
Kala jauh, indah pesona
Menggoda gelora,
gelora membara
Kudekati ia
Semakin dekat, makin terasa
Nampak di pelupuk mata
Ternyata angan, fatamorgana
Hingga masuk dalam dunianya
Susah gundah menggoncang asa
Merobek jiwa
Kian hari kian terluka
Ternyata manis hanya di muka
Bergelombang…
Bergelombang,,,…
Kadang rapih kadang usang
Tetap berpegang meski
tergoncang
Tetap bertahan meski
meradang
Meradang terbuai
Tergoncang terurai
Terbuai diri lagi
Peri muncul, menari-nari
Dalam pandang sejukan hati
Jadi riang menatap hari
MASA PARUH BAYA
Persiapan untuk menjalani hari-hari yang
siap menemui janji-Nya akan tiba ketika waktunya
Raja Dunia di Ujung badan (ROBIAH)
Oleh : Novita
Palembang, 25 Mei 2012
Semakin
hari langkah ini sulit untuk bertapak
Semua
terasa lambat
Cahaya
yang ditatap pun, seakan tak lagi
sempurna
Teringat
hari saat masih remaja
Seakan
dunia dalam genggaman
Bersorak
ria tanpa peduli arah
Asalkan
jiwa puas menatap asa
Aku
bagaikan srigala
Menatap
mentari dengan penuh kesombongan
Tak
peduli bahwa ia adalah sang raja
Yang
dengan sinarnya
Mampu
merusak keindahan mata
Aku
selalu berkata akulah sang raja dunia
Dengan
kedua tanganku
Aku
mampu membalikkan dunia
Namun,
....
Sesungguhnya
aku adalah korban dunia
Dalam
setiap langkah tak pernah disertai do’a
Aku
adalah orang yang merugi
Karena
dalam setiap tapak kaki
Tak
pernah dengan hati
Namun
....
Semua
penyesalan kini percuma
Karena
nyawaku telah di ujung badan
Ya,,, setiap orang mempunyai kenangan
tersendiri,,
Kenangan itu indah…….
Kenangan Bunga (WENY)
Oleh : Muhamad Sholeh
Palembang, 01 Juni 2012
Setetes
embun pagi membasahi kalbu
Seribu
warna pelangi menghiasi hidupku
Senyumku.....
Ceriaku....
Bahagia
setiap waktu...
Gejolak
jiwaku
Seperti
ombak yang menerpa karang
Seperti
ombak yang menerpa karang…
Bagaikan pasir pantai yang
putih
Inginku....
Pintaku...
Ada untukku...
Oh tuhan... syukurku padamu
Nikmat untukku
Apakah waktu ku kan berlalu
Oh... bunga kenanganku
MASA TUA
Sekiranya balasan itu sesuai dengan
perbuatan,,,
Yang akanmengantarkan kebahagiaan dan
kesengsaraan
Pesankan aku tempat di neraka (BAHARSYAH)
Oleh : Nurul Ainin
palembang, 25 Mei 2012
Sayup-
sayup suara jangkrik berderik
Malam
gulita mencekam benak
Membawa
jiwa ini berkelana
Menelisik
tak tentu arah
Aku sudah jadi abu arang
Terjeramban dalam kenistaan
Semakin dalam tek berpulang
Tak terpantang
Tuhan..........
Kini
hidupku bagai air di atas bukit
Cahaya-Mu
tak terpetik
Singgah
sana-Mu fatamorgana
Jiwa ini letih
Mengharap seberkas cahaya
Yang jauh di ujung mata
Berujung gelisah
Tuhan....
Sebelum
ajal berpantang
Bolehkan
aku bergumam
Pesankan
aku tempat di neraka
Cinta itu adalah anugerah dari-Nya,,jadikan
cinta laksana butiran salju yang penuh dengan kesucian
Angin Penghantar cinta (ISNAINI)
Oleh : santikah
Palembang, 28 Mei 2012
Jauh
sebelum aku mengenal namanya cinta
Di saat
aku duduk dibangku sekolah
Dengan
mengenakan putih abu- abu
Begitu
lugu.. dan begitu polosnya aku
Sekolahku yang berdinding biru
Dengan pohon- pohon tua menjatuhkan
Dedaunan satu demi satu
Bersamaan semilir angin berputar
Dengan membawa kabar gembiran
untukku
Syair
dan melodi kujadikan pengiring
Cintaku
yang tumbuh
Saat
cinta itu mendekatiku detak jantungku begitu keras
Bak
petir meraungkan suaranya
Tak
kusangka, tak kuduga.. dia menembus bayang hatiku
Bunga- bungapun tersenyum, tak kala
Aku melihatnya
Angin... sampaikan salamku, ku akan
Menunggu, sampai saatnya datang..
Cinta yang sebenarnya