Didalam sejarah angkatan 45 muncunya Chairul Anwar
dalam panggung sejarah satra Indonesia member sesuatu yang baru. Dan
sajak-sajaknya tidak seperti sajak Amir Hamzah yang betapapun
menggigatkan kita kepada satra Melayu. Dalam munculnya kenyatarpa fihan
itu, banyak orang yang berpendapat bahwa suatu anggkatan kesustraan baru lahir
. Pada mulanya ankatan ini disebut berbagai nama: Ada yang menyebutnya sesudah
perang, ada yang menamakannya angkatan Chairul Anwar, angkatan kemerdekaan dan
lain-lain.
Baru pada tahun 1984. Rosuhan Anwar menyebut angkatan
ini dengan nama angkatan 45, Nama ini menjadi populer dan dipergunakan
dibeberapa pihak sebagai nama resmi. Tapi sementara itu meski namanya sudah
diperoleh, sendi-sendi dan landasan-landasan angkatan ini belum lagi
dirumuskan. Baru pada tahun 1950. Surat kepercayaan gelenggang. Surat itu dalah
semacam pernyataan sikap yang menjadi dasar pegangan perkumpulan yang bern ama
‘ Gelenggan Siniman Merdeka’
Dalam perkumpulan ini, kecuali para pengarang , juga
berkumpul para pelukis, musikus, dan senima-seniman lain seperti:
1.
Baharudin M.S (pelukis)
2.
Mochtar Apin (pelukis)
3.
Henk Ngantung (pelukis)
4.
Basuki Resabowo (pelukis)
5.
Pramoedya Ananta Toer
6.
Asrul sani
7.
Sitor Sitomarong
8.
Rivai Apin
Dan
perkumpulan ini didirikan pada tahun 1947. Jadi pada masa Chairul Anwar masih
hidup
BAB
II
TEMA PROSA DAN PUISI DALAM SASTRA ANGKATAN 45 DAN
HUBUNGANNYA
DENGAN SEJARAH
A.
Pengertian prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena
variasi ritme yag dimilikinya lebih besar, serta bahasannya yang lebih sesuai dengan
arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa latin “prosa” yang artinya ”
terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa
prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia,
surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,
yaitu prosa lama dan prosa baru.
1.
Prosa lama
Adalah prosa bangsa Indonesia yang belum terpengaruhi oleh
budaya barat
2.
Prosa baru
Adalah prosa yang dikarang bebas tanpa
aturan apa pun.
a.
Prosa baru Bentuk-bentuk sebagai berikut :
a.
Roman, adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan
kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dan dukanya. Dalam roman, pelaku
utmanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau
bahkan sampai meninggal dunia.
b.
Novel, adalah bersal dari Italia yaitu novella
‘berita’ . Novel adalah bentu prosa baru yang melukisan sebagian kehidupan pelaku
utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik.
c.
Cerpen, adalah bentuk prosa yang baru yang
menceritakan sebagian kecil dari kehiduopan pelakunya yang terpenting dan
paling menarik.
d.
Riwayat, (biografi), adalah suatu prosa yang
berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa
juga pengalamn orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meningal
dunia.
e.
Keritik, adalah karya yang menguraikani
pertimbangan baik buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang
isi dan bentuk.
f.
Resensi, adalah pembicaraan / pertimbangan suatu
karya (buku, film, drama, dan lain-lain) isinya bersifat memaparkan agar
pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur,
perwatakan, dialog dan lain-lain.
g.
Esai, adalah /kusapan suat u masalah secara
sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisannya. Isinya bisa berupa
hikmah kehidupan, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya , seni,
pementsan drama, film, dan lain-lain.[1]
B.
Pengertian puisi
Secara etimologis, berasal dari kata bahasa Yunani poesis,
yang berarti membagun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet
dalan tradisi Yunani kuno menyerupai dewa atau suka kepada dewa-dewa. dan alas
an yang menyebabkan ada.
Ada
juga yang mengatakan bahwa puisi berbentuk karya sastra yang mengekspresikan
secara padat pemikiran dan persaan penyairannya, dirubah dalam wujud dan bahasa
yang paling berkesan.
a.Yang
membedakan puisi dan prosa
Slametmulyana mengatakan bahwa ada perbedaan pokok antara
prosa dan puisi.Pertama, kesatuan prosa yang pokok adalah kesatuan sintaksis,
sedangkan kesatuan puisi akustis. Kedua, puisi terdiri dari kesatuan-kesatuan
yang disebut baris sajak, sedangkan isi dalam baris sajak ada periodisitas dari
mula sampai akhir.
Pendapat lain mengatakan bahwa perbedaan prosa dan puisi
bukan pada bahannya, melainkan pada perbedaan aktivitas kejiwaan. Puisi
merupakan aktivitas pemadatan, yaitu peruses penciptaan dengan cara menangkap
kesan-kesan lalu memadatkannya (kondensasi). Prosa merupakan aktivitas
konsruktif, yaitu dengan proses penciptaan dengan cara menyebarkan kesan dan
igatan-igatan.(Djoko Pradopo, 1987).
Perbedaan lain terdapat pada sifat. Puisi merupakan sifat
pencurahan jiwa yang padat, sedangkan prosa merupakan aktivitas yang bersifat
naratif, menguraikan. (Pradopo, 1987 unsur
Perbedaan lain yaitu puisi menyatakan sesuatu secara tudak
langsung, sedangkan prosa menyatakan sesuatu yang secara langsung.
b.
Unsur-unsur puisi
Secara
sederhana batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur yaitu:
1.
Kata
Adalah unsur utama yang terbentuk
puisi.
2.
Larik
Adalah berbeda kalimat dalam prosa.
Larik bisa berupa satu kata saja.
3.
Bait
Adalah merupakan kumpulan larik yang
tersusun.
4.
Bunyi
Adalah dibentuk oleh rima dan irama.
Rima (persajakan) adkan larik dan ialah bunyi-bunyin yang ditimbulkan oleh
huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) pergantian
tinggi rendah, panjang pendek, dank eras lembut ucapan bunyi.
5.
Makna
Adalah unsure tujuan dari pemeliharaan kata, pembentukan bait. Makna
bisa menjadi isi dan pesan dri puisi tersebut.
Adapun secara lebih detail,
unsur-unsur puisi dibedakan menjadi dua struktur, yaitu:
1.
Struktur batin puisi
a.
Tema / makna
b.
Rasa
c.
Nada
d.
Amanat
2.
Struktur fisik puisi
a.
Perwajahan puisi, adalah bentuk puisi seprti
halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan dan kiri, pengaturan
barisannnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf capital
dan diakhiri denagan tanda titik.
b.
Diksi, adalah pemilihan kata yang dillakukan
oleh penyair pada puisi.
c.
Imaji, adalah kata-kata yamg mengunkapkan
pengalaman indrawi, seperti, penglihatan, pendengaran, perasaan.
d.
Kata kongkret, adalah kat yang dapat ditangkap
dengan indra yang memungkinkan munculnya imaji.
e.
Bahasa firuratif, adalah bahasa yang berkias
yang dapat menghidupkan dan timbulnya konotasi tertentu.
f.
Versifikasi, adalah menyangkut rima, ritme.[2]
C .Angkatan 45
Munculnya chairul anwar dalam panggun sejarah sastra
Indonesia memberikan sesuatu yang baru. Sajak –sajaknya tidak seperti
sajak-sajak Amir Hamzah yang dan
bernilai betapapun masih mengigatkan kita kepada sastra melayu itu, meskipun
sajak-sajak Amir Hamzah itu memeng indah bernilai tinggi. Dan tidak dapat dibanta
pula bahwa sajak-sajak Chairul Anwar bernilai, bahkan bernilai tinggi. Bahasa
yang dipergunakannya adalah bahasa Indonesia yang hidup, berjiwa. Bukan lagi
bahasa baku melainkan bahasa percakapan sehari-hari yang dibuatnya bernilai
sastra. Karna itulah ada orang yang berpendapat bahwa baru dengan sajak-sajak
Chairul
Anwar lah sebenarnya satra Indonesia lahir.
Sedangkan
karya-karya Amir Hamzah, Sanusi Pane.
Takdir Alisjahbana dan lain-lainnya dianggap sebagai hasil sastra Melayu saja.
Pendapat ini tidak dapat diterima, karena Chairul Anwar sesungguhnya merupakan
buah dari pada pohon yang ditanam dan dipupuk oleh pada pendahulunya .
Segera Chairul Anwar mendapat pengikut, penafsir, pembela dan
penyokong. Dalam bidang peulisan puisi muncul para penyair Asrul Sani, Rival
Apin, M. Akbar Djuhana, P. Sengodjo,
Dodong Djiwapradja, S. Rukiyah, Walujati, Harjadi S. Hartowardojo. Muh. Ali dan
lain-lain. Dalam bidang penulisan prosa, Idrus pun memperkenalkan gaya baru
yang segera pula mendapat pengikut yang luas.
Denga munculnya kenyataan itu, maka banyaklah orang yang
berpendapat, bahwa suatu angkatan kesusastraan baru telah lahir. Pada mulanya
angkatan ini disebut dengan bebagai
nama: Ada yang menyebutnya angkatan sesudah perang, ada yang menamakanya
angkatan Chairul Anwar, angkatan kemerdekaan dan lain-lain. Pda tahun 1948
Rosihan Anwar menyebut angkatan ini
denga nama angkatan 45. Nama ini segera menjadi populer dan dipergunakan oleh semua pihak sebagai
bahasa resmi.
Tapi sementara itu meskipun namanya sudah diperoleh
sendi-sendi dan landasan-landasan idiil angkatan ini belum lagi dirumuskan.
Pada tahun 1950 surat kepercayaan dan gelangang dibuat dan diumumkan. Ketika
itu Chairul Anwar meninggal. Surat kepercyaan itu adalah semacam pernyataan
sikap yang menjadi dasar pegangan perkumpulan yang bernama gelangang seeniman
merdeka. Dalam perkumpara pekulis, musikus dan seniman-seniman lain.[3]
B.Beberapa Tokoh
1. Chairul Anwar
Chairul anwar dilahirkan di Medan tangga 22 juli 1922 sekolahnya hanya
sampai MULO (SMP) atau dan itupun tidak
tamat kemudian ia pindah kejakarta. Tapi ia adalah seorang yang banyak sekali
membaca dan belajar sendiri, sehingga tulisan-tulisannya matang dan padat
berisi.
Ia mulai muncul didunia kesenian pada jaman jepang. Buka karena
sajak-sejaknyan mendapat hadiah atau sambutan baik dari kantor pusat kebudayaan
tetapi terutama karna sifatnya yang eksentrik dan tidak mau dikuasai oleh
kantor pusat kebudayaan malah ia sering mengejek kawan-kawannya seniman yang
berkumpul sekitar kantor pusat kebudayaan.
Dari sajak-sajaknya jelas sekali Sajaknya yang termasyhur dan merupakan
gambaran semagat hidupnya yang bersifat dan individualistis ia lah yang
berjudul Aku.[4]
AKU
Kalau samapai waktuku
Ku mau tak seorang akan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu seduh sedan itu
Aku igin binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluruh menembus kulitku
Aku tetap merdang menerjang
Luka dan bisa ku bawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
2. Asrul Sani Dan Rival Avin
Asrul sani lahir di Rao, Sumatra barat tanggal 10 juni
1926. Ia pertama kali mengumumkan sajak-sajak dan karya-karyanya yang lain
dalam majalah Gema suasana dan Mimbar Indonesia tahun 1945 ia ikut bersaman
Chairil menjadi redaktur Gema Suasana dan kemudaian bresama Chairul juga Rival
Avin, Rosiahn Anwar dan lain-lainnya menjadi redaktur ruangan kebudayaan
Gelangang dalam warta sepekan Siasat. Tahun 1966 ia menerbitkan dan memimpin
majalah bulanan dan kebudayaan yang diberinya nama Gelangang juga.
Asrul Sani seorang sarjana kedokteran hewan yang
kemudian menjadi direktur Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI). Dan menjadi
ketua lembaga seniman budayawan muslimin Indonesia (LESBUMI), juga duduk
sebagai anggota DPRGR / MPRS wakil seniman.
Sajak-sajak Asrul sangat merdu. Kata-katanya
memberikan image (bayangan) yang lincah dah segar. Dalam sikap seorang
moralis yang sangat mencintai dan
meratapi manusia dan kemanusiaan. Sajak-sajaknya Mantera .[5]
MANTERA
Raja dibatu hitam
Dibalik rimba kelam
Naga malam
Mari kemari
Aku laksana dari lautan menghentam malam hari
Aku panglima dari burung raja wali
Aku tutup segala kota, aku sebar segala api,
Aku jadikan belantara jadi hutan mati
Tapi aku jaga supaya janda-janda tidak diperkosa
Budak-budak tidur dipangkuann bunda
Siapa kenal daku , akan kenal bahagia
Tiada takut pada kelam
Hitam dan kelam punya aku
Raja dari batu hitam
Dibalik rimbah kelam
Naga malam
Mari kemari
Jaga segala gadis berhias diri
Biar mereka pesta dan menari
Meninggalkan rebana
Aku akan menyanyi
Engkau berjaga dari pada api timbul api
Mereka akan menerima cinta ku
Siapa bercinta dengan aku
Akan bercinta dengan pada akhir hari
Raja dari batu hitam
Dibalik rimba kelam
Naga malam
Mari kemari
Mari kemari
Mari
3. Idrus
Idrus lahir dipadang tanggal 21 september 1921
biasanya dianggap orang orang sebagai salah seorang tokoh pelopor angkatan 45
tetapi ia sendiri menolak penamaan itu. Namun demikian taklah pula dapat
dibantah peranannya dalam merombak dan memperbaharui penulisan prosa satra
Indonesia, terutama ketika ia memperkenalkan gaya mentual baru.
Setelah keluar dari sekolah menengah, Idrus masuk
bekerja menjadi redaktur balai pustaka, ketika ia menjadi redaktur balai
pustaka idrus memimpin majalah kebudayaan yang dinamainya Indonesia, dalam
majalah ia banyak menulis studi tentang para pegarang, anatara lain tentang
sultan Takdir Alisjahbana sebagai pengarang roman dan tentang roman-roman Lin
Yutang seorang pengarang cina yang menulis dalam bahasa inggris salah satu
nomorgabung majalah itu dipergunakannya pula untuk memuatkan roman
autobiogrfisnya berjudul perempuan dan kebangsaan.
Setelah keluar dari balai pustaka Idrus bekerja
dilapangan yang sama sekali tak ada hubungannya dengan sastra.
4. Achdiat K. Mihardja
Meskipun pada jaman revolusi nia sudah menerbitkan dan
memimpin majalah digarut bernama gelombang zaman nama Achdiat tidak pernah
disebut-sebut dalam dunia satra sampai ia muncul atlanjut ini (ia dilahirkan
digarut tanggal 6 maret 1911). Sekaligus merupakan suatu sukses dan menyebabkan
pengarangannya dianggap sebagai salah seorang pengarang roman terkemuka di
Indonesia.
Atheis adalah sebuah roman yang melukiskan kehidupan
dan kemelut manusia Indonesia dalam menghadapi berbagai pengaruh dan tantangan
jaman .Roman ini bentuknya sangat istiewa dan orisinil sebelumnya tak ada roman
seperti itu di Indonesia , baik struktur maupun persoalannya.
5. Pramoedya Anata Toer
Ia dilahirkain di Blora tanggal 2 februari 1925
meskipun sudah mulai mengarang sejak zaman jepang dan pada masa awal revolusi
telah menerbitkan buku keradji dan bekasi Djatu, (1947) namun baru menarik
perhatian dunia sastra Indonesia pada tahun 1949 ketika cerpenya ‘ Blora’ yang
ditulis nya dalam penjara diumumkan domannya perburuan (1950) mendapat hadiah
sayembara mengarang yang diseletgarakan oleh balai pustaka. ‘Blora’ ditulis
dalam gaya yang sangat padat dan menyenangkan. Dimuat dalam majalah Indonesia
(1949). Cerpen itu kemudian bersama dua buah cerpen lain yang juga ditulis pram
dalam penjara diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul subuh (1950).
Perburuan adalah sebuah piksi (cerita rekaan) yang
berdasarkan pemberontakan peta (tentara pembela tanah air jaman jepang) yang
gagal terhadap jepang, karena salah seirang diatara shodantjo yang mau berontak
itu berkhianat.
6. Moctar lubis
Moctar lubis lebih dikenal sebagai wartawan. Surat
kabar yang dipimpinnya , Indonesia Raya, dilarang terbit pada tahun 1958. Ia
sendiri sejak akhir tahun 1956 ditahan dengan tuduan yang bukan-bukan. Hampir 9
tahun ini ia disekam terus oleh rezim pemerintah Soekarno, tanpa pemeriksaan.
Ia dikeurkan lagi pada tahun 1966 ketika rezim Soekarno mulai tumbang.
Sekeluarnya dari tahanan ia menerbitkan dan memipin majalah horizon. Ia
dilahirkan dipadang tanggal 7 maret 1922 dalam keluarga batak Mandailing.
7.Utuy T. Sontani
Pada saat jepang menginjakkan kaki dibumi Indonesia,
pengarang kelahiran cianjur tahun 1920 ini, telah menulis beberapa buah buku
dalam bahasa sunda sebuah roman yang berjudul Tambera
(1943) esai,
kritik, sajak, bahkan juga cerpen pada akhir tahun empat puluhan. Tetapi
namanya menjadi terkenal dan terkemuka barulah mulai tahun 1953, yaitu ketika
ia pulang dari eropa dan menulis sajak, drama, cerpen, esai, dan lain-lain
bentuk satra secara melimpah.
8.Aoh K.Hadimadja
Ia dilahirkan dibandung tanggal 15 september 1911.
Sejak 1953 ia lebih banyak dieropa dari pada ditanah air. Beberapa tahun
lamanya ia menjadi pegawai radio Hilversum Nederland dan BBC London. Sementara
itu ia banyak menulis cerpen dan menterjemahkan satra inggris.
9. M.Balfas dan Rusman Sutiasumarga
Mereka adalah dua pengarang cerpen yang digolongkan
kepada pengarang angkatan 45 meski buah tanggannya tidak seprti para pengarang
yang sudah dibicarakan terlebih dahulu.
M.Balfas dilahirkan dijakarta 25 desember 1922 .Rusman
sutiasumarga dilahirkan disumbang tanggal 5
juli 1917.
10. MH.Rustandi Karta kusuma
Ia dilahirkan diciamis tanggal 21 juli 1921.[6]
BAB
III
PENUTUP
Demikian sekilas pembahasan mengenai tema prosa dan puisi dalam satra
agkatan 45dan hubungan dengan sejarah.
Tema prosa dengan munculnya
beberpa tokoh dengan contoh Biografi Chairul Anwar dengan munculnya Chairul
Anwar nuncul dengan sesuatu yang baru dan sajak-sajaknya sanagat lah bernilai
tinggi
Tema puisi dengan satu judul: Aku, Diponegoro, Do’a Dalam sajak itu ia
menyebut dirinya sebagai bintang jalang sebutan mana yang menjadi terkenal.
DAFTAR PUSTAKA
http:// kompas. Com/ kompas% 2dcetak/0404/04/seni/94786.HTM
Tarigon , Hendry Gunturb. 1991. Prinsif-prinsif dasar sastra.bandung :
Angkasa
K.S, Yudiono. 2007. Pengantar sejarah satra Indonesia. Jakarta.
Grasindo
A. Teeuw.1982. Menbaca dan Menilai Satra.jogyakarta . Gramedia
pustaka
Ajib rosidi. 1965. Ikhtisar sejarah satra Indonesia
.Bandung.Binacipta
[1] Hendry
Guntur tarigon, prinsip-prisip dasar sastra, bandung, 1991, hal. 4-7
[2] http://
kompas. Com/ kompas% 2dcetak/0404/seni/947864.HTM
[3]
Ajip Rosidi, sejarah sastra Indonesia,bandung, 1965. Hal.91-93
[4]
Ajip Rosidi, sejarah sastra Indonesia,bandung,1965.hal.94-95
[5]
Yudiono, pengantar ilmu sastra Indonesia, Jakarta, 2007, hal.105-107
[6]
A.Teeuw, membacadan menilai sastra, jogyakarta, 1982, hal.122-124
Tidak ada komentar:
Posting Komentar